Juni 17, 2025

Premierexxi | Film Dan Series Terbaik

Aksi terbaik yang dihadirkan di layarkaca membuat banyak decak kagum para penikmatnya

Film Animasi China: Dari ‘Ne Zha’ hingga ‘White Snake’, Kebangkitan Cinema Animasi Lokal

Dalam beberapa tahun terakhir, industri film rajazeus login animasi China mengalami kebangkitan luar biasa. Film-film seperti Ne Zha (2019) dan White Snake (2019) tidak hanya memecahkan rekor box office tetapi juga membuktikan bahwa animasi China mampu bersaing di kancah global. Dulu, pasar didominasi oleh film-film Disney, Pixar, atau Studio Ghibli, namun kini China mulai menancapkan pengaruhnya dengan cerita-cerita berbasis mitologi lokal, teknologi animasi mutakhir, dan pendekatan kreatif yang segar.

Artikel ini akan mengulas perkembangan film animasi China, faktor di balik kesuksesannya, serta bagaimana industri ini berpotensi menjadi pemain utama di dunia animasi internasional.

Sejarah Singkat Animasi China

Era Keemasan Animasi Klasik (1960-an – 1980-an)

China sebenarnya memiliki tradisi animasi yang kuat sejak pertengahan abad ke-20. Film seperti Havoc in Heaven (1961) yang dibuat oleh Shanghai Animation Film Studio pernah dipuji sebagai mahakarya animasi Asia. Namun, industri ini sempat mengalami kemunduran karena keterbatasan teknologi dan persaingan dengan animasi Barat dan Jepang.

Masa Suram (1990-an – 2000-an)

Selama beberapa dekade, animasi China dianggap “kuno” dan kurang diminati. Banyak studio mengandalkan produksi murah untuk serial TV anak-anak, sementara pasar film dikuasai oleh Hollywood.

Kebangkitan Kembali (2010-an – Sekarang)

Dengan investasi besar-besaran dalam teknologi CGI dan storytelling, China mulai meluncurkan film-film animasi berkualitas tinggi. Monkey King: Hero is Back (2015) menjadi titik balik dengan pendapatan box office yang mencengangkan (US$150 juta). Kesuksesan ini memicu gelombang baru animasi China yang lebih matang, baik secara visual maupun naratif.

Film-Film Animasi China yang Mengubah Permainan

1. Ne Zha (2019) – Fenomena Box Office

  • Pendapatan: US$726 juta (film animasi terlaris sepanjang sejarah China).

  • Plot: Mengangkat legenda Ne Zha, dewa pemberontak dalam mitologi Tiongkok, dengan sentuhan modern.

  • Keunikan:

    • Animasi CGI yang memukau.

    • Karakter yang kompleks, jauh dari stereotip animasi anak-anak.

    • Menggabungkan humor, emosi, dan aksi spektakuler.

2. White Snake (2019) – Animasi Romantis yang Memikat

  • Pendapatan: US$65 juta (sukses di pasar internasional).

  • Plot: Adaptasi dari legenda “Legenda Ular Putih”, sebuah kisah cinta klasik Tiongkok.

  • Keunikan:

    • Visual yang indah dan detail artistik tinggi.

    • Alur cerita yang lebih dewasa, menarik penonton remaja dan orang tua.

    • Musik dan efek suara yang memukau.

3. Jiang Ziya: Legend of Deification (2020) – Ekspansi Cinematic Universe Mitologi

  • Pendapatan: US$240 juta.

  • Keterkaitan: Bagian dari “Chinese Mythology Universe” yang dimulai dengan Ne Zha.

  • Keunikan:

    • Animasi epik dengan adegan pertempuran spektakuler.

    • Eksplorasi karakter yang lebih dalam dibanding animasi tradisional.

4. New Gods: Yang Jian (2022) – Animasi dengan Nuansa Film Noir

  • Pendapatan: US$90 juta.

  • Plot: Mengikuti kisah Yang Jian, dewa petarung dalam mitologi Tiongkok.

  • Keunikan:

    • Gaya visual yang lebih gelap dan dewasa.

    • Penggabungan elemen fantasi dan drama keluarga.

Faktor di Balik Kesuksesan Animasi China

1. Penggunaan Teknologi Animasi Mutakhir

  • Studio China seperti Light Chaser Animation dan Beijing Enlight Pictures berinvestasi besar dalam CGI, motion capture, dan rendering 3D.

  • Kolaborasi dengan studio internasional (misalnya, bagian efek khusus Ne Zha dikerjakan oleh tim yang pernah bekerja di Marvel).

2. Eksplorasi Mitologi & Budaya Lokal

  • Film-film ini tidak meniru gaya Barat atau Jepang, tetapi mengangkat cerita rakyat Tiongkok dengan sentuhan modern.

  • Contoh: Ne Zha dan White Snake berasal dari legenda kuno tapi dikemas dengan karakter yang lebih relatable untuk penonton zaman sekarang.

3. Dukungan Pemerintah & Pasar Domestik yang Besar

  • Pemerintah China mendukung industri kreatif melalui insentif finansial dan kebijakan proteksi film lokal.

  • Pasar domestik yang besar memungkinkan film animasi China sukses tanpa bergantung pada distribusi internasional.

4. Perubahan Persepsi tentang Animasi

  • Dulu animasi dianggap hanya untuk anak-anak, tapi sekarang film seperti Ne Zha dan Jiang Ziya menarik penonton remaja dan dewasa.

  • Banyak animasi China sekarang memiliki tema kompleks seperti identitas, takdir, dan moralitas.

Tantangan & Masa Depan Animasi China

Tantangan:

  1. Persaingan dengan Hollywood & Jepang – Meski berkembang, animasi China masih harus bersaing dengan franchise besar seperti Disney atau Studio Ghibli.

  2. Sensor Konten – Beberapa tema fantasi/mitos harus melalui penyensoran ketat agar lolos tayang.

  3. Keterbatasan Ekspor – Meski populer di China, animasi China masih kurang dikenal di Barat.

Masa Depan:

  • Ekspansi ke Pasar Global: Studio China mulai berkolaborasi dengan platform seperti Netflix untuk distribusi internasional.

  • Pengembangan Cinematic Universe Mitologi: Rencana besar seperti “Chinese Mythology Universe” akan terus diperluas.

  • Inovasi Teknologi: Penggunaan AI dan virtual production untuk efisiensi pembuatan animasi.

Kesimpulan

BACA JUGA: Film Sejarah Indonesia Terbaru yang Mengangkat Kisah Pahlawan dan Peristiwa Bersejarah

Kebangkitan animasi China dari Ne Zha hingga White Snake membuktikan bahwa industri ini tidak lagi berada di bawah bayang-bayang Hollywood atau Jepang. Dengan kombinasi teknologi canggih, cerita berbasis budaya lokal, dan strategi pasar yang baik, animasi China siap menjadi pemain utama di kancah global.

Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin kita akan melihat film animasi China memenangkan Oscar atau menjadi franchise sebesar Marvel dalam dekade mendatang. Yang jelas, dunia harus mulai memperhatikan: animasi China bukan lagi sekadar penonton, tapi pesaing serius.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.